Umum
TIBA-TIBA GIBRAN "JAVA IN PARIS"


Leonita Lestari
14 Jun 2022
The History of Java, dari buku itulah mereka mengenal kita. Seperti dongeng, cerita itu dikabarkan dan terus diceritakan dengan nada penuh rasa takjub. Sebuah negeri dengan masyarakatnya yang sama sekali gak pernah mereka sangka ada.
Tak lama setelah Thomas Stamford Raffles meneliti peninggalan-peninggalan kuno seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan, serta merta rasa gak percaya nya berubah menjadi rasa kagum.
"Sebuah karya arsitektur luar biasa hebat gak mungkin lahir dari masyarakat yg gak berbudaya", demikianlah kira-kira nalarnya berbicara.
Premis itu kmd dia bawa pulang dalam relung batinnya. Dan benar, setelah dia semakin intens mencari, dia bertemu fakta yg gak bisa dipungkiri.
Dia menemukan fakta dalam banyak bentuk peninggalan karya sastra. Itu tentang rasa dan jiwa saat mengungkapkan sebuah lisan dalam tulisan.
Tiba-tiba dia menemukan dirinya terkapar dalam rasa takjub yg tak terkira atas sebuah fenomena itu. Makna MUSTAHIL, tidak lagi relevan dibanding dengan fakta yang ada di depan matanya.
Seperti bersaksi, dia kemudian menulis bagaimana cara bangsa itu melakukan upacara adat saat penyambutan kelahiran bayi, perkawinan hingga upacara kematian.
Dia juga bercerita bagaimana upacara selamatan yang seringkali ditampilkan bersamaan dengan tarian tradisional dan pertunjukkan wayang pada abad ke-19 dan sebelumnya.
Bangsa yang telah membangun candi itu, pada suatu saat dulu, memang benar adalah bangsa yg besar.
Buku yang diterbitkan pada 1817 dan kemudian dicetak ulang pada tahun 1965 oleh Oxford University Press di London itu telah menginspirasi masyarakat Eropa tentang budaya luhur sebuah bangsa.
Tiba-tiba muncul Gibran, tiba-tiba ada "Java In Paris!!
Anak muda Wali Kota Solo putra pertama Presiden Indonesia itu tiba-tiba terlihat hadir di pusat benua biru itu. Dia tampak sedang menyajikan keelokan budaya itu pada mereka yang selama ini hanya pernah membaca saja.
Di kota Paris Perancis, Gibran membawa sajian berkelas terkait budaya Indonesia dengan segala keanggunannya. Bersama Anggun C Sasmi, Gibran menggebrak Paris dalam warna budaya Jawa dengan latar panggung JALANAN.
Serta merta warga kota itu terbawa dalam tawa gembira. Mereka ikut bernyanyi dan menari dalam satu irama.
"Java in Paris", demikianlah tajuk acara yang sengaja digelar Walikota Solo itu dalam kerjasamanya dengan KBRI Perancis pada 8-17 Juni 2022.
Sebagai Walikota dia sedang mencari momentum yang baik bagi warganya terutama UMKM Solo yang saat ini sedang bersama-sama mengobarkan semangat bangkit dari pandemi Covid-19.
Di sisi lain, dia juga memamerkan sajian budaya yang dibawanya sebagai isyarat undangan bagi warga Paris untuk berkunjung ke kota Solo pusat budaya Jawa yang pernah mereka baca dari buku itu.
Keanekaragaman budaya yang dimiliki kota Solo, seperti tarian, gamelan, dan batik itu kini dia bawa sebagai oleh-oleh bagi warga Paris dan mereka senang.
Dulu, Raffles membawa cerita luhur tentang budaya itu hanya dalam bentuk buku, kini bukan cerita dan buku lagi , Gibran membawa pertunjukan budaya itu benar-benar hadir di tengah mereka.
Gebrakan Gibran ini pasti akan memberi inspirasi bagi 416 Kabupaten dan 98 Kotamadya di seluruh Indonesia untuk turut serta memamerkan budaya mereka.
Apakah itu bukan pemborosan belaka? Begitu kata si nyinyir yang selalu senang melihat sisi negatifnya bila terkait anak Presiden itu.
"Kita harus bekerja sama, kemudian akan kita teliti lebih lanjut dan mengatur beberapa pertemuan untuk kemungkinan kolaborasi di masa depan dengan brand kami,” kata Secretaire General LVMH, Marc Antoine Jamet di Paris, Prancis saat bertemu dengan Gibran.
LVMH adalah merupakan salah sebuah grup yang menaungi merek barang mewah asal Paris seperti Louis Vuitton, Dior, Sephora, Tiffany & Co., Fendi, dan lainnya.
"est-ce que le pays d'origine d’Anggun? La culture de ce pays a l’air gracieux" kata salah seorang warga Paris yang juga pengagum artis Anggun C Sasmi penyanyi asal Indonesia yang kini sangat terkenal di Perancis itu dalam kerumunan.
"Oalaaahh…,ini to negara asal dari mbak Anggun…CKCKCKCK…,ga sangka se-Anggun ini budaya mereka" begitulah kira kira terjemahan bebasnya.
(NitNot-KK)
Tonton versi video, silahkan klik